Showing posts with label ReliGi. Show all posts
Showing posts with label ReliGi. Show all posts

Lailatul Qadr





Yang terus berhembusan
dihujung ranting mimpi
saat roh mulai memutih
meninggalkan jasad sebentar

Masih sahihkah
dalil-dalil curiga menentang ketakutan itu
Ketika bau kegelapan
yang dimakan kaum hati 

meresap, merasuk
membakar nilai-nilai diri
menghalalkan ego dan nafsu

Suratanmu Ramadhan
Sepuluh malammu terbit dan diburu
hanya disetiap perulangan tahun
dan sekali lagi
aturan ini hanya sebagai jadual


Mengakulah Islam
Mengakulah muslim
Mengakulah umat yang taat
Pasti dan jelas dikeranakan
termahktubnya sebuah perjanjian
antara sang pencipta
dengan yang diciptaNya

Yang namanya HATI
hanya gugusan sudut terkecil
dari sistem kesalahan terbesar manusia
Jika ada satu kebaikan
akan ditambah sejuta kejahatan
Jika ada kejahatan
dialah yang tertinggi disana

Seumur hidupku
telah kutiti jalan menuju ke Neraka
telah kuberi Iblis kesenangan
telah kukumpul dosa tak terbatas
telah kusakiti Tuhanku

Bukan aku mahu menyakiti Tuhanku
Bukan aku mahu Iblis senang
Bukan aku mahu masuk Neraka


Aku juga punya rasa takut
Aku juga sungguh takut siksa neraka


Aku hanya ingin Tuhan memandangku
melihatku, memarahiku
lalu memukulku dengan dugaan-dugaan keras
hingga patah riuk
hingga aku menangis
seperti luka dijiwaku takkan sembuh
dan parut dihatiku takkan hilang
  

Mungkin aku tak tahu
apa erti mati yang sebenar
tapi cukuplah aku bertahan hidup


Aku hanya ingin berpindah
ke tempat lain yang tidak berpenghuni
Melepasi sejarah masa lalu
Memulakan perjalanan ini bersamaMu
untuk kali yang seterusnya
beserta sepuluh malam terakhir
dengan kekuatan doa ini





aar/July 2014 # Ramadhan

Petunjuk





Aku datang memelukmu
saat hatimu pecah digilis harapan-harapan aneh yang melukai
Aku datang mengajakmu berlari
saat mimpi-mimpi liar itu muncul lagi mengejar
Aku datang memimpin tanganmu pergi
saat cintamu merubah menjadi racun membunuh
Aku datang memberimu hidup
saat jiwamu meronta meminta mati

Aku dikirim sebagai tandu ke babak seterusnya
saat kau menangis menyebut-nyebut tuhanmu sebentar tadi


aar/March 9, 2011

Malaikat manusia


(i)


Kau menyerangku
dengan bisikan sinis yang ditiupkan ketelinga
tapi kau lupa
imanmu belum selesai diasah
jiwamu masih berbelang dosa

Hamis kotoran ditubuh ini
disapa sepoi angin pagi
dalam sebuah siang begitu menakutkan
Ada janji kabut belum tertunai
membuat ranting usia tak kunjung aman

Ajarilah kaki ini menapak cahaya
bukan menuduhku percuma
mencela dicelah-celah bahasa kusam
mencungkil matahati
membelah bilah dadaku


Aku hanya sedikit keaibanmu
tapi kau lebih sibuk menjadi yang arif
memakuku terus dengan hukumanmu sendiri
menolakku mentah mentah
dengan tangan tangan penghinaan
menurutmu itu adalah kemuliaan




(ii)


Aku belajar...
jangan merasa paling benar kalau diri bukan tuhan

Aku belajar...
jangan berlagak menjadi makhluk paling baik
tapi menutup diri pada kebenaran yang lain

Aku belajar...
jangan sekedar melihat, mendengar terus menyimpul
tapi juga turut menyekutui nafsu

Aku belajar...
jangan merasa diri paling tahu, paling beragama
tapi hanya mampu berduka dengan hal-hal yang menjadi bala









aar/Desember 21, 2009